Penduduk
Indonesia pada dasarnya adalah orang baik sehingga para pemimpin
perusahaan tidak perlu menerapkan gaya kepimpinan yang otoritatif atau
pusing membuat aturan yang ketat bagi karyawannya. Berangkat dari
pemikiran itulah, Agung Adiprasetyo, CEO Kompas Gramedia, menerapkan
gaya kepemimpinan yang disebutnya gaya kepemimpinan layang-layang.
Gaya
layang-layang yang ia maksudkan adalah jangan pernah menganggap
karyawan adalah orang yang bodoh sehingga harus selalu diawasi. Jangan
pula menjadi pemimpin yang otoriter dan selalu mengawasi karyawannya.
"Karyawan bisa tidak produktif, karena pemimpin dianggap tidak manusiawi," jelasnya seusai peluncuran buku Indonesian Top CEO Wisdom: Precious Lessons, di Jakarta, Selasa (16/6).
Sebaliknya,
tidak bagus pula jika karyawan dibiarkan begitu saja tanpa arahan,
mereka akan merasa tidak diperhatikan. "Tinggal tarik ulur pada waktu
yang tepat, jangan sampai lepas. Yang terpenting layang-layang harus
tetap diberi angin," kata dia.
Ia
menemukan teori tersebut dari pengalaman dirinya sendiri, Agung yang
memulai kariernya sebagai petugas yang memberi cap pada koran, yang
menjadi bukti iklan telah merasakan pahit getirnya menjadi karyawan.
"Pekerjaan
awal saya sedikit di atas satpam. Seluruh keluhan karyawan dialami.
Karena saya juga ikut mengalami bagaimana susahnya dulu merintis,"
ujarnya.
Selain
terlalu otoritatif, menurut dia, kesalahan lain yang juga sering
dilakukan para pemimpin adalah, mereka takut jika akan tergeser dari
posisi yang ia duduki saat ini. Agung menerangkan, dari awal ia telah
siap jika sewaktu-waktu dirinya dipindahkan.
"Kalau
saya terus menjabat pada posisi yang sekarang, berarti saya tidak bisa
naik jabatan. Kalau mau naik jabatan berarti harus siap untuk diganti,"
guraunya. Agung mengaku saat ini telah menyiapkan dua nama pengganti
dirinya.
Lebih
jauh dia menerangkan, karyawan harus terus diingatkan untuk mengikuti
perkembangan zaman, kalau tidak kemampuan yang dimiliki seorang
karyawan lama kelamaan tidak lagi dapat dipergunakan.
"Itu yang berbahaya, tugas dari CEO untuk membawa karyawannya agar bisa up to date pada zamannya. Makin banyak karyawan yang dibawa up to date pada zamannya, perusahaan akan bertahan baik, jika tidak ya gagal," terang dia.
Agung
juga menegaskan pentingnya sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, ia terus mendorong seluruh karyawannya untuk terus
berinovasi dan menguasai teknologi yang sedang berkembang.
"SDM
ditempatkan pada posisi paling depan nomor satu, setelah itu semua
masalah akan beres. Mau urusan marketing, keuangan semuanya beres.
Makanya SDM hal yang paling penting," pungkasnya.
Source: Kompas.com
Reading to improve the quality of life
No comments:
Post a Comment