Buku Pilihan
Judul : Matuari Wo Tonaas, Jilid I Mawanua
Penulis: Paul Richard Renwarin
Resensi:
MATUARI WO TONAAS merupakan karya monumental yang mampu menampilkan potret utuh masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara.
Ungkapan Mawanua (judul Jilid I ini) menggambarkan penataan ranah masyarakat yang direkonstruksi berdasarkan cerita mitologis, tradisi lisan dan ritual tradisional yang sangat menarik. Rekonstruksi itu memasukan juga penamaan Minahasa dengan variasinya, seperti Malesung, Se Mahasa, Bumi Nyiur Melambai, dan Tanah To’ar Lumimuut.
Anda juga akan menjumpai diskusi sentral yang berkaitan dengan kontras yang ada dalam masyarakat Minahasa, yakni di satu pihak ada konsep equalitas (Matuari) dan di lain pihak ada penekanan pada keunggulan individu (Tona’as).
Konsep equalitas ditemui dalam konsep maesa-esaan (ajakan untuk bersatu), magenang-genangan (saling mengingat dan mengingatkan), masawang-sawangan (saling menolong), dan maleos-leosan (saling berbuat baik) yang tak pernah alpa disebutkan dalam pertemuan Tou Minahasa.
Konsep tona’as masih bisa ditemukan dalam konsep persaingan dengan salah satu akses yang selalu diminta untuk dihindari, yakni konsep mahtetewelan atau baku cungkel dalam logat Manado dan dalam peribahasa: ‘saru lutu, tamburi mata’.
Bagaimana pandangan hidup dari matuari dan tona’as sudah membentuk penghidupan harian manusia Minahasa? Bagaimana pandangan-pandangan ini sudah menjadi sarana refleksi dan pembaharuan, walaupun kedua prinsip ini nyatannya saling bertentangan? Bagaimana orang Minahasa mengalami dilema yang diciptakannya sendiri? Bagaimana seluruh komunitas mendapat untung dari penekanan untuk peningkatan status pribadi dan kompetisi dalam suatu kerangka kepentingan kolektif? Dan bagaimana kedua prinsip ini sudah mengakibatkan transformasi budaya?
Karya besar ini membantu anda untuk mendapatkan jawabannya.
Tentang Penulis:
Paul Richard Renwarin lahir di Tomohon, Minahasa dan memperoleh gelar Sarjana di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng. Kemudian, beliau belajar Missiology di Universitas Gregoriana Roma dan Filsafat Timur di Leuven Belgia. Selanjutnya beliau pindah ke Universitas Leiden Belanda dan mempelajari Antropologi Budaya. Beliau memperoleh gelar phD di universitas yang sama dengan tesis berjudul Matuari and Tona’as. Saat ini, beliau menjadi pengajar ilmu-ilmu sosial, khususnya Antropologi terapan di sejumlah universitas di Indonesia Timur.
gabriel.gramedia@gmail.com
No comments:
Post a Comment