May 4, 2009

ANAKKU TAK LAGI PEMALU

JUDUL: ANAKKU TAK LAGI PEMALU
PENGARANG: Esti Diah Purwitasari
PENERBIT: Selayar Publishing

RESENSI :
Survey membuktikan…
82 % Malu sebagai pengalaman yang sangat tidak diinginkan.
64 % Malu terjadi akibat faktor eksternal di luar kontrolnya.
62 % Malu setiap hari
24 % Malu terjadi akibat faktor internal di dalam diri sendiri.

Malu itu normal. Namun jika berlebihan, rasa malu bisa mengakibatkan fobia sosial. Jika rasa fobia sosial pada masa anak-anak tidak ditangani dengan benar, banyak dampak negatif yang mengancam data dewasa. Penderita fobia sosial juga juga menghadapi resiko srigma sosial sehingga susah bergaul, sulit mendapatkan pekerjaan, cenderung bunuh diri, hingga menjadi pembunuh masal.

Anda tentu tidak ingin punya anak dengan masa depan kelam seperti itu. Anda tentu ingin anak anda tidak terjangkit penyakit malu berlebihan. Tidak perlu takut, sifat pemalu pada anak bisa diatasi.

Buku ini diperntukan bagi para orang tua untuk membantu memahami dan mengatasi masalah rasa malu dalam diri anak-anak. Buku ini membahas tuntas asal-usul rasa malu anak, dampak rasa malu ekstrem peda anak hingga dewasa, dan cara-cara penyembuhan dan pencegahan rasa malu. Wajib dibaca para orang tua serta siapa saja yang ingin membebaskan anak dari sifat pemalu.

TENTANG PENULIS :
Esti Diah Purwitasari, yang lahir di Surabaya 7 Juni 1977, sangat kental dengan dunia pendidikan. Ayahnya dosen senior di Universitas Negari Surabaya. Ibunya guru di SMA Negari 4 Surabaya. Suaminya membagi waktu untuk menjadi dosen Bantu di UPN Veteran Jatim. Ia sendiri guru di Taman Kanak-Kanak. Saat menjadi guru di Surabaya, Ia berhadapan dengan berbagai masalah anak. Kak Esti, begitu ia biasa disebut, banyak berdiskusi dengan para orang tua murid tentang apa saja. Ia juga punya kontak dengan praktisi pendidikan anak yang memberinya banyak masukan.

Ia juga menjadi terapis untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Dengan bersentuhan langsung, ia punya persepsi unik tentang anak-anak berkebutuhan khusus.

Kedekatannya dengan anak-anak itu juga karena kak Esti mendalami psikologi di Universitas Surabaya. Klop. Selain mempalajari kejiwaan di kampus. Ia bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuat pendekatannya terhadap masalah anak menjadi lebih berimbang.


Reading to improve the quality of life